Pengunduhan sarang burung walet
adalah sebuah tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari zaman kerajaan
Mataram Hindu Karto Suro (Amangkurat II) sampai saat ini. Hal ini dilakukan
untuk melindungi para pengunduh dari mara bahaya sekaligus meminta perlindungan
dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan meminta ijin kepada penguasa Ratu Pantai
Selatan. Masyarakat percaya bahwa Penguasa Laut Selatan adalah pemilik gua yang
nantinya terdapat sarang walet yang siap untuk diunduh sehingga sebelum
pengunduhan ada sesajen yang dipersembahkan untuk Ratu Kidul. Selain itu
berbagai macam atraksi wisata yang bertajuk budaya juga diadakan, seperti
halnya wayang yang dilakukan di Goa Contoh di sekitar pantai Karang Bolong.
Namun berbagai upaya pemerintah daerah kurang
memberikan perhatian lebih terhadap prospek atraksi wisata yang sangat
berpotensi ini, pemerintah lebih condong memajukan terhadap kunjungan wisatawan
hanya untuk mengunjungi obyek wisata pantainya saja,sehingga upacar ritual ini
hanya dianggap sebagi ritual biasa saja.
Pelbagai macam acara ritual dan slametan selalu
diadakan sebelum memanen sarang walet, dikarenakan sebagian besar pendapatan
daerah juga termasuk dari penjualan sarang walet, sehingga burung walet-pun menjadi
sebuah ikon tersendiri dan primadona bagi Kota Kebumen.
Selain itu, dengan hasil dari air liur burung walet
ini dapat mencukupi sebagian warga desa Karang Bolong, Kebumen, dan menjadi
salah satu pemasok pendapatan daerah yang cukup besar bagi kota Kebumen.
dahulu pendapatan dari burung walet merupakan pendapatan yang sangat menjanjikan namun pengunduhan yang terjadi terus menerus menimbulkan decline. kerugiannya tidak hanya dialami oleh para pemerintah, namun juga para pekerja pengunduh walet yang sebagian besar adalah masyarakat sekitar, namun juga ekosistem pantai, ekosistem burung walet juga akan terganggu, ditandai dengan adanya penurunan hasil unduhan.
untuk menarik pendapatan selain dari pengunduhan walet, kita dapat mengembangkannya sebagai tempat wisata karena kekayaan alamnya, dengan pemandangannya. kekayaan budaya masyarakat Karangbolong dengan ritual dan mitos-mitos yang berkembang
Ritual unik mengunduh sarang walet
Berbagai macam kegiatan unik yang diadakan khusus
hanya pada ritual sebelum pengunduhan sarang dilakukan. Dan ini ritual ini
hanya ada dimusim panen tertentu, yakni mangsa kasanga dalam penanggalan saka
atau dalam kalender bulan Jawa. Berbagai
macam kegiatan dilakukan runtut seperti yang dijadwalkan. Seperti halnya ritual
yang lain, ritual pengunduhan sarang walet ini juga dilakukan secara bertahap.
Diantaranya yakni:
- Tahap
selametan di pendapa kantor Dependa Karang Bolong
Tahap
ini dilakukan sebatas selamatan seperti biasa. Jika orang Jawa melakukan
selamatan, khususnya Jawa Islam, hanya akan melakukan selametan dengan
menyembelih hewan untuk kurban, dalam hal ini dilakukan dengan seekor kerbau
jantan yang dipotong untuk lauk makan dan kenduri para warga atau membuat
tumpengan yang sebelumnya didoakan dulu oleh oang yang ahli.
- Larung
Nyi Roro Kidul
Larung
juga merupakan sebuah syarat sebelum diadakannya pengunduhan. Ritual larung ini
dilakukan oleh Pak Mandor yang memimpin para pengunduh, sesajian yang digunakan
untuk kegiatan ritual ini adalah hal atau benda-benda yang disukai oleh Nyi
Roro Kidul diantaranya kain lurik hijau gadung (konon warna hijau gadung adalah
warna yang disukai Nyi Roro Kidul), udang wulung, selendang, kasur, dan bantal
yang berwarna putih. Tak keringgalan pula berbagai macam penganan, buah-buahan
sesaji yang dipersembahkan untuk Ratu Kidul.
- Tahap
pementasan wayang kulit di Goa Contoh Karang Bolong
Pementasan
wayang di Goa Contoh Karang Bolong dapat ditonton oleh khalayak umum.
Ditunjukan di Goa Contoh karena tidak memungkinkan harus berada di Goa yang
asli, dan dengan di Goa Contoh pemandangan backround gua akan terlihat lebih
hidup dan bagus. Sebelumnya dalang akan berdoa dan kemudian meinta ijin pada
Ratu Pantai Selatan, beserta para pengikutnya yang diyakini sebagai leluhur
penemu dan pencetus diadakannya ritual ini, Dewi Suryawati, Joko Suyo, Den
Bagus Cemeti, Kiai Bekel, dan Kiai Surti.
Biasanya
pentas pewayangan ini dilakukan pada hari Jumat malam, atau kisaran hari baik
menurut orang pintar setempat, jika tidak dilakukan dengan baik atau pada
tanggal yang salah akan menimbulkan bahaya, musibah atau bencana. Dalam cerita
pewayangan ini, kisah yang diambila adalah kisah epos Mahabarata versi Jawa.
Yang unik dalam pewayangan ini, tokoh dalam pewayangan tak boleh gugur dimedan
perang. Bila dalam pagelaran itu ada yang mati, diyakini bakal ada pengunduh
sarang walet yang akan mendapatkan celaka.
- Tahap
kenduri di rumah mandor pengunduh sarang burung walet
Tahap
kenduri ini dilakukan setelah pertunjukan wayang berlangsung atau dilakukan
dipuncak acara ritual pada hari Jumat malam. Kemudian dilanjutkan dengan
pertunjukan tayuban atau pertunjukan tari Tayub, dan semua pengunduh akan
berkumpul di Pendopo desa dan ikut bergembira, karena mereka yakin bahwa pada
malam itu Penguasa Ratu pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul merestui diadakannya
pertunjukan.
- Tahap
selamatan di pos penjagaan burung walet
Tahap
akhir inilah sebelum diadakannya pengunduhan, pengunduh akan bersiap-siap yang
dipimpin oleh pak mandor dalam melakukan kegiatan pengunduhan ini.Setelah tahap-tahap tersebut dilaksanakan tiba
saatnya para pengunduh melakukan tugasnya sebagai pengunduh walet. Dengan
peralatan yang tradisional, para pengunduh siap melakukan perjuangan yang
bertaruh nyawa tersebut.
Namun sangat disayangkan atraksi ini kurang dikembangkan. ritual wayang dilakukan hanya untuk persembahan pada makhluk ghaib yang diyakini ikut andil dalam pengunduhan walet. namun tidak ada salahnya jika ditampilkan lagi ritual wayang yang dapat ditampilkan secara umum. kegiatan ritual lain yang dilebihkan. Maksud dilebihkan ini adalah yang menarik agar wisatawan datang. Jika dapat dikembangkan lebih lanjut lagi dapat di jadikan sebagai Festival wisata yang diadakan rutin setiap tahunnya.
Perkembangan ritual sebelum pengunduhan sarang walet sebagai kegiatan
atraksi wisata juga masih jauh dari harapan. Kurang tersedianya pengetahuan dan
infomasi akan hal adalah hal yang utama mendasari kurang berkembangnya hal yang
menarik ini. Sekaligus promosi yang tidak dilakukan dalam skala yang luas,
hanya dari mulut ke mulut. Berkembangya kecanggihan teknologi dan informasi
kurang memberikan dampak yang lebih besar dalam menawarkan dan mempromosikan
atraksi wisata ini. Dikarenakan juga kurangnya perhatian pemerintah daerah
dalam memajukan araksi wisata daerah (dalam hal ini wisata budaya).
Sehingga perlunya promosi dan penataan
kegiatan merupakan hal yang sangat baik dilaksanakan apabila kegiatan ini
dikemas dalam satu event wisata diharapkan akan banyak dikunjungi wisatawan
khususnya bagi wisata asing, yang tentunya hal ini akan menguntungkan berbagai
macam pihak dan pendapatan daerah.
selain hal tersebut juga perlu diperhatikan keberlanjutan,
kekhasan budaya dan masyarakatnya, juga kearifan lokal masyarakat agar tetap
lestari. selain sebagai kegiatan wisata juga diharapkan manfaat-manfaat lain
juga akan timbul. erikut beberapa point-point penting yang dihasilkan dan
tentu menguntungkan bagi budaya itu sendiri dan orang lain. Karena dengan
adanya kediatan atraksi wisata akan dihasilkan yaitu;
- Mengenalkan masyarakat terhadap ritual dan kebudayaan dari nenek
moyang baik itu masyarakat desa itu sendiri maupun wisatawan
- Melestarikannya, sehingga dapat dijumpai
digenerasi yang akan datang
- Memberikan pengetahuan khususnya kebudayaan
- Meningkatkan kunjungan wisatawan
- Memberikan dampak multiplier effect yang
baik sebagai kawasan wisata
- Perlu dikembangkannya sebagai cagar budaya
nb. gambar-gambar ini diunggah dari situs lain bukan milik pribadi